SEMARANG – Dua peneliti kebencanaan dari Indonesia
tampil dalam konferensi internasional tentang mitigasi bencana alam di
Tokyo, baru-baru ini. Konferensi bertajuk ”Tokyo Conference on
International Study for Disaster Risk Reduction and Resilience”, itu
diselenggarakan di Tokyo University (Todai), yang merupakan universitas
terbaik di Jepang.
Salah seorang peneliti Indonesia, Tuswadi, dalam siaran pers yang diterima Suara Merdeka kemarin mengatakan, konferensi bertema pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini untuk pencegahan dan mitigasi bencana serta pembangunan berkelanjutan.
”Sedikitnya 113 peneliti dari sejumlah negara mempresentasikan hasil riset seputar pencegahan dan mitigasi bencana,” kata dia yang juga guru di Banjarnegara itu. Selain dirinya, peneliti Indonesia yang tampil di sana adalah Nur Jannah dari Universitas Syiah Kuala Aceh.
Pada kesempatan itu, Tuswadi mempresentasikan hasil riset terbaru mengenai pendidikan pencegahan erupsi Merapi berbasis masyarakat yang telah diaplikasikan di SD Banaran, Cangkringan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Manajemen Bencana
Sementara Nur Jannah, mengetengahkan studi komparasi siklus manajemen bencana di Jepang dan Indonesia. Ia mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan ilmu manajemen bencana Jepang bisa diaplikasikan secara efektif untuk Indonesia, khususnya Aceh, yang pernah diluluhlantakkan oleh tsunami pada 2004.
Tuswadi menambahkan, konferensi tersebut untuk merespons makin tingginya fenomena bencana alam di banyak negara di dunia. Konferensi disponsori oleh Science Council of Japan dan organisasi internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani bencana.
Upacara pembukaan dihadiri sejumlah petinggi termasuk putra mahkota Jepang, Naruhito. Perhelatan akademik ini berhasil merangkum sejumlah rekomendasi termasuk di memperkuat kerja sama internasional untuk memajukan usaha-usaha penanggulangan bencana di dunia.
Selain itu, juga untuk mengumpulkan sejumlah rekomendasi menjelang diadakannya konferensi tingkat dunia tentang pengurangan risiko bencana di Kota Sendai, Jepang, Maret. (J3-37)
Salah seorang peneliti Indonesia, Tuswadi, dalam siaran pers yang diterima Suara Merdeka kemarin mengatakan, konferensi bertema pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini untuk pencegahan dan mitigasi bencana serta pembangunan berkelanjutan.
”Sedikitnya 113 peneliti dari sejumlah negara mempresentasikan hasil riset seputar pencegahan dan mitigasi bencana,” kata dia yang juga guru di Banjarnegara itu. Selain dirinya, peneliti Indonesia yang tampil di sana adalah Nur Jannah dari Universitas Syiah Kuala Aceh.
Pada kesempatan itu, Tuswadi mempresentasikan hasil riset terbaru mengenai pendidikan pencegahan erupsi Merapi berbasis masyarakat yang telah diaplikasikan di SD Banaran, Cangkringan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Manajemen Bencana
Sementara Nur Jannah, mengetengahkan studi komparasi siklus manajemen bencana di Jepang dan Indonesia. Ia mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan ilmu manajemen bencana Jepang bisa diaplikasikan secara efektif untuk Indonesia, khususnya Aceh, yang pernah diluluhlantakkan oleh tsunami pada 2004.
Tuswadi menambahkan, konferensi tersebut untuk merespons makin tingginya fenomena bencana alam di banyak negara di dunia. Konferensi disponsori oleh Science Council of Japan dan organisasi internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani bencana.
Upacara pembukaan dihadiri sejumlah petinggi termasuk putra mahkota Jepang, Naruhito. Perhelatan akademik ini berhasil merangkum sejumlah rekomendasi termasuk di memperkuat kerja sama internasional untuk memajukan usaha-usaha penanggulangan bencana di dunia.
Selain itu, juga untuk mengumpulkan sejumlah rekomendasi menjelang diadakannya konferensi tingkat dunia tentang pengurangan risiko bencana di Kota Sendai, Jepang, Maret. (J3-37)