JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, mengungkapkan, hampir sekitar 25 persen dari jumlah sekolah di Indonesian terletak di zona rawan bencana alam. Karenanya, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan mengkampanyekan program sekolah aman dari bencana.
"Kita harus semangat dalam mengkampanyekan sekolah aman dari bencana. Sebanyak 25 persen dari jumlah total sekolah di Indonesia sebanyak 258.000 sekolah berada di wilayah tidak aman dan rawan bencana," ujar Fasli di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemdiknas, Jakarta, Kamis (29/7), dalam acara "Kampanye 1 Juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman".
Lebih lanjut Fasli mengungkapkan, keberadaan sekolah-sekolah aman dari bencana itu akan tersebar di seluruh pulau. Namun, lanjut Fasli, yang menjadi fokus perhatian premerintah adalah sekolah-sekolah di wilayah Provinsi NAD, Padang, Bengkulu, Jawa Barat bagian selatan, Jogjakarta, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Fasli menjelaskan, kerawanan terjadi karena sekolah tersebut berada di lintasan lempangan rawan gempa, ataupun ada di posisi yang sudah pernah terkena bencana namun masyarakat sekitar tidak mau diungsikan karena masalah emosional. “Pemerintah tidak bisa mengungsikannya, sehingga nanti sekolah-sekolah yang akan dibangun tersebut harus dengan bahan-bahan yang bagus,” ulasnya
Menurut birokrat asal Sumatera Barat itu, bangunan sekolah yang akan dibangun harus tahan hingga goncangan gempa dengan kekuatan 9 skala richter. Disebutkan, analisa pengurangan risiko bencana di sekolah rawan gempa saat ini akan dikoordiinasikan dengan perguruan tinggi. "Dari analisa ini akan ada rehabilitasi dan pendirian sekolah baru yang tahan bencana," tukasnya.(Cha/jpnn)