SAMPIT - Sebanyak 60 dari 6.050 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tidak lulus Ujian Nasional (UN). "Secara umum angka kelulusan SMP di Kotawaringin Timur mencapai 98,84 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotawaringin Timur, Agus Suryo Wahyudi, di Sampit pagi ini.
Jumlah keseluruhan peserta UN siswa SMP ada sebanyak 6.050 dari 93 sekolah yang tersebar di 15 kecamatan di Kotawaringin Timur. Angka kelulusan siswa SMP lebih tinggi dibandingkan dengan kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang hanya mencapai 97 persen.
Tingginya angka kelulusan itu karena dihitung dari nilai sekolah sebesar 40 persen dan 60 persen dari UN. "Kami berharap prestasi kelulusan itu ke depannya dapat dipertahankan dan apabila perlu lebih ditingkatkan agar angka kelulusan pada 2012 nanti bisa mencapai 100 persen," katanya.
Dirinya juga mengimbau pihak sekolah untuk tidak melakukan pungutan dalam bentuk apa pun dalam membagikan ijazah. Sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak boleh memungut biaya dan apabila ada pihak sekolah melakukan pungutan maka akan diberikan teguran.
Sementara Kepala SMPN 2 Sampit, Bahriawan mengatakan, dari 218 siswa yang menjadi peserta UN seluruhnya atau 100 persen berhasil lulus dengan baik. "Keberhasilan itu tidak lepas dari bimbingan dan perjuangan para guru serta orangtua murid," katanya.
Di tempat terpisah Wakil Kepala Sekolah bagian sarana dan prasarana SMP Muhammadiyah Sampit, Amir Cahyadi mengatakan, kelulusan di sekolah tersebut tidak bisa mencapai 100 persen dan hanya 98,25 persen. Dari 171 siswa yang mengikuti UN tiga orang di antaranya tidak lulus. Dua siswa tidak lulus karena nilainya tidak mencukupi atau memang rendah sedangkan seorang siswa diantaranya karena tidak mengikuti UN.
"Dalam pengambilan ijazah nanti para murid akan dikenakan biaya sebesar Rp150 ribu setiap siswa. Dana tersebut nantinya untuk honor guru dalam menulis ijazah dan sebagian lagi akan dipergunakan untuk pembangunan gedung sekolah yang pada 17 Desember 2010 terbakar," ungkapnya. Sedangkan untuk penerimaan siswa baru 2011, panitia nantinya tidak akan memungut biaya alias gratis.
sumber: waspada online