Banda Aceh ( Berita ) : Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mengatakan sistem pendidikan perlu ditinjau ulang, sehingga nantinya mampu melahirkan sumber daya manusia berkualitas.
“Yang terpenting sekarang baik di daerah lain di Indonesia maupun di Aceh perlu reorientasi atau peninjauan ulang sistem pendidikan agar mutunya meningkat,” katanya di Banda Aceh, Senin [06/06].
Selain itu, kata dia, reorientasi pendidikan ini penting dilakukan untuk menghadapi masalah pengangguran maupun persoalan pertumbuhan ekonomi rakyat. Selama ini, kata dia, orientasi pendidikan hanya meluluskan anak didik dengan teori, bukan melahirkan sumber daya manusia berkualitas dengan keterampilan yang mampu memenuhi permintaan lapangan kerja.
Contohnya, kata dia, Jepang, Korea dan Jerman adalah negara-negara yang terlibat konflik perang dunia kedua yang begitu hebat, tetapi mereka bisa maju karena orientasi pendidikannya benar.
Orientasi pendidikan di negara tersebut didominasi sekolah kejuruan yang meluluskan pekerja profesional dengan gaji begitu besar. Sedangkan perguruan tinggi hanya bagi mereka yang berminat menjadi politisi, ilmuwan dan profesi lainnya.
Oleh karena itu, kata dia, sistem pendidikan umum yang lebih menonjol saat ini di Indonesia ditinjau kembali. Sudah saatnya pemerintah memprioritaskan keberadaan sekolah kejuruan. Menurut dia, kebijakan pendidikan harus berkesinambungan, jangan ganti menteri, berubah pula sistem pendidikan. Ini akan membingungkan,” ujar dia.
Kecuali itu, lanjut dia, kualitas pendidikan dasar dan menengah jangan sampai rapuh. Kalau rapuh, perguruan tinggi akan mendidik orang dengan kualitas intelektual yang patut dipertanyakan. “Akibatnya, perguruan tinggi terpaksa menerima dari pada tidak ada mahasiswanya. Inilah yang terjadi sekarang. Saya berharap persoalan ini tidak berlanjut di masa mendatang,” ujar dia.
Menurut Muhammad Nazar, jika pendidikan dasar dan menengah tersebut rapuh, sia-sia saja pemerintah mengucurkan dana untuk beasiswa dan bantuan lainnya. “Di sinilah pentingnya reorientasi, sehingga uang negara untuk membangun dan mengembangkan pendidikan tidak terbuang percuma,” kata Muhammad Nazar. (ant )