Les privat sd surabaya, Les Privat SD di Surabaya - Les Privat SD Sidoarjo - Les privat smp surabaya, Les privat sma surabaya. Les privat bahasa inggris Surabaya, . HUB. LBB SUPRAUNO: 0857 33333 923

Dinas Pendidikan Surabaya Investigasi Kasus Contek di SD Tandes

Dinas Pendidikan Surabaya Investigasi Kasus Contek di SD Tandes

suarasurabaya.net| Dinas Pendidikan Kota Surabaya akan membentuk tim untuk menginvestigasi laporan Ny. S wali murid sebuah SDN di kawasan tandes terkait aktivitas contek mencontek pada pelaksanaan Ujian Nasional. Ditengarai, pihak sekolah mengetahui, atau bahkan merancang operasi ini agar seluruh siswanya lulus semua dalam Ujian Nasional.

SAHUDI Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada suarasurabaya.net, Kamis (02/06) mengatakan dirinya belum mendapat laporan langsung terkait kasus ini meskipun orang tua siswa sudah melaporkannya ke Dinas Pendidikan, kemarin. Oleh dari itu menurut rencana, Senin (06/06) mendatang, dia akan mengundang orang tua siswa itu untuk didengarkan keterangannya.

”Pada prinsipnya, kami akan tindak lanjuti serius laporan ini. Jika memang benar, saya akan usulkan ke Walikota Surabaya untuk menindak Kepala Sekolah dan Guru yang bertanggungjawab atas kejadian ini,” kata SAHUDI.

Mantan Kepala SMAN 15 Surabaya ini mengaku tidak habis pikir kenapa untuk Ujian Nasional SD saja, pihak sekolah melakukan hal tidak jujur seperti ini,. ”Padahal untuk UN SD, kita tidak mematok nilai minimal kelulusan seperti untuk SMP dan SMA. Nilai kelulusannya diserahkan ke sekolah masing-masing. Makanya saya heran kenapa sekolah itu malah melakukan perbuatan seperti ini,” kata dia.

Untuk memperoleh fakta kejadian yang sesungguhnya, kata SAHUDI, aparat Dinas Pendidikan Kota Surabaya akan diturunkan ke sekolah itu. Dari sana akan diambil kebijakan yang tepat untuk sekolah ini.

Apakah ada kemungkinan UN ulang jika terbukti ada perbuatan curang dalam pelaksanaan UN? SAHUDI mengatakan kemungkinan itu ada jika dalam hasil temuan tim memperkuat dugaan kecurangan.

”Nilai siswa itu biasanya ada pola normalnya. Kalau ada pola yang tidak normal, misalkan 85 persen siswa dapat nilai sama-sama bagus atau sama-sama jelek. Itu memperkuat dugaan kecurangan. Tapi kalau polanya normal-normal saja, tidak akan dilakukan UN ulang,” kata dia.

Jika memang terbukti ada kecurangan dalam UN di SDN tersebut, SAHUDI menyayangkannya karena pendidikan di sekolah formal bukan hanya soal kelulusan, tapi juga soal pembentukan karakter siswa. ”Kalau satu sekolah diajak kerjasama untuk contek mencontek, ini malah menghancurkan karakter siswanya,” papar dia.(edy)
Comments
0 Comments