BANDA ACEH – Unjukrasa identik dengan massa dan orasi, namun tidak demikian dengan orangtua satu ini. Sofyan Ismail nekat menggelar aksi demo sendiri di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh untuk memprotes ketidaklulusan anaknya dalam Ujian Nasional (UN) 2011.
Aksi dimulai sejak pukul 11.00 hingga 12.00 WIB tadi. Tak ada orasi, dalam waktu satu jam itu, warga Kelurahan Merduati, Banda Aceh ini hanya duduk di bundaran sambil merokok. Dia mengenakan kemeja biru bermotif garis dan memakai topi ala coboy.
Sebuah poster berwarna kuning bertulis “UAN Negara menyusahkan, bukan menyenangkan wali murid!,” tertancap di sampingnya. Aksinya cukup menarik perhatian pengguna jalan.
“Saya mita negara peduli terhadap ketidak lulusan anak saya,” kata Sofyan saat ditanya wartawan, Selasa (17/5/2011).
Sofyan kecewa karena anaknya, Mariani, yang tercatat sebagai siswi SMA Negeri 13 Kampong Jawa, Banda Aceh tak lulus UN. Mariani tercatat sudah dua tahun berturut-turut gagal UN, setelah pada 2010 dia juga tidak lulus karena nilai bahasa Inggrisnya di bawah rata-rata.
Setelah tak lulus tahun lalu, menurut Sofyan, anaknya sempat tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi karena merasa malu dengan teman-temannya. Namun, setelah dibujuk, menjelang enam pelaksanaan UN 2011, Mariani kembali bersekolah lagi dengan harapan bisa ikut UN dan memiliki ijazah SMA.
Sofyan mengatakan akibat tidak lulus UN anaknya mengalami depresi. “Mau saya bawa ke mana anak saya? Bagaimana tanggungjawab Negara kepada anak saya,” sebut dia.
Menurutnya ketidaklulusan anaknya itu karena kebijakan UN yang dibuat Pemerintah dengan mematok nilai standar kelulusan yang berlaku untuk semua wilayah sangat tidak adil, apalagi kelulusan itu ditentukan hanya dalam tiga hari padahal mereka sudah belajar selama tiga tahun.
Sofyan mengatakan seharusnya yang berhak meluluskan siswa sebuah sekolah adalah guru karena guru lebih paham dengan kemampuan anak didiknya.
Murniati adalah satu dari 1.821 siswa SMA/sederajat di Aceh yang gagal UN tahun ini. Dinas Pendidikan Aceh menyebutkan dari 63.021 peserta UN 2011 di 23 Kabupaten/kota di Provinsi itu hanya 61.200 siswa yang lulus.