TEMPO Interaktif, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun memastikan tak ada aksi coret-coret dalam pengumuman kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun Madrasah Tsnawiyah (MTs), Sabtu 4 Juni 2011.
"Kami pastikan, seluruh kepala sekolah kami perintahkan dan berikan sanksi bagi siswa yang membandel," kata Harun, Sabtu, 4 Juni 2011 siang. Sanksi yang diberikan berupa pemanggilan orang tua bagi siswa yang terbukti tetap menggelar konvoi ataupun coret-coret dalam kelulusan kali ini.
Pantauan Tempo, prosesi kelulusan siang ini memang tak seperti kelulusan tingkat SMA beberapa waktu lalu. Meski saat itu pengumuman kelulusan dilakukan dengan mengirimkan surat kepada wali murid, coret-coret baju dan konvoi masih saja memenuhi jalanan Surabaya.
Kepala SMPN 1 Surabaya, M. Mochtar, mengatakan, sesuai dengan kesepakatan seluruh kepala sekolah dan arahan Dinas Pendidikan, pengumuman kelulusan diberikan secara langsung kepada wali murid. Langkah ini untuk menghindari kedatangan siswa ke sekolah. "Wali murid jauh hari kami imbau untuk mengawasi anak mereka, jangan sampai keluar rumah untuk konvoi ataupun coret-coret," ujar Mochtar.
Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Jawa Timur, dari 540.608 siswa SMP/MTs yang ikut Ujian Nasional setidaknya terdapat 1.154 siswa yang dinyatakan tak lulus.
Nilai Ujian Nasional tertinggi di Jawa Timur diraih Anas Jatikusuma, pelajar SMPN 1 Tuban, dengan nilai 39,01. Disusul Dwi Oktaviona, pelajar SMPN 3 Jombang, dengan nilai 38,60, dan urutan ketiga Fernaldi Sutandyo, pelajar SMP Petra Surabaya, dengan nilai 38,40.
Kelulusan SMP, Siswa yang Coret-Coret Akan Diberi Sanksi
Kelulusan SMP, Siswa yang Coret-Coret Akan Diberi Sanksi
0 Comments