suarasurabaya.net| Kasus contek massal di SDN Gadel 2 merupakan contoh tidak sehatnya sistem pendidikan nasional. Pemerintah dinilai tidak menerapkan standar check and balance di bidang pendidikan dengan benar. Ini diungkapkan Prof. Dr. Daniel M. Rosyid anggota Tim Independen Pencari Fakta untuk kasus SDN Gadel 2.
Menurut mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini, sudah saat Ujian Nasional (UN) direposisi menjadi lebih berpihak pada siswa, memberdayakan guru, dan menguatkan sekolah. Sistem evaluasi pendidikan nasional kita ini, kata Daniel M. Rosyid, menjadikan pemerintah sebagai satu-satunya pihak yang menyelenggarakan pendidikan sekaligus merancang standar dan evaluasinya sekaligus.
Idealnya, ujar Daniel M. Rosyid, pemerintah cukup melakukan akreditasi sekolah dan sertifikasi guru. Sedangkan evaluasi pendidikan cukup dilakukan oleh guru, karena mereka yang paling tahu potensi siswanya.
Yang terjadi sekarang, menurut Daniel M. Rosyid, adalah kemalasan pemerintah yang potong kompas untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas pendidikan. Salah kaprah lainnya, kata dia, Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) yang dibentuk Kemendiknas malah melakukan evaluasi pendidikan. Seharusnya BSNP yang membuat standar, pelaksananya adalah lembaga lain. Daniel M. Rosyid merekomendasikan dibentuknya Badan Penilaian Pendidikan Nasional (BPPN) yang bertugas mengevaluasi standar pendidikan yang dibuat BSNP.
Evaluasi pendidikan pun jadi tidak berbasis pada kemampuan unik siswa. ”Siswa yang punya kemampuan non akademik, olahraga atau seni misalnya, malah terabaikan. Semua berduyun-duyun menjadikan alat ukur akademis ini sebagai satu-satunya alat ukut,” kata dia.
Dengan sistem yang berlaku sekarang, otomatis, kata dia, tidak berpihak pada siswa, tidak memberdayakan guru, dan menurunkan wibawa sekolah. Dampaknya, banyak lembaga bimbingan belajar menangkap peluang ini. Bisnis yang dia sebut beromzet triliunan rupiah ini malah tumbuh subur, justru memanfaatkan tidak sehatnya sistem pendidikan nasional.
Untuk itu, dalam waktu dekat, lanjut Daniel M. Rosyid, pemangku kepentingan pendidikan Jawa Timur secepatnya akan menyampaikan cetak biru pendidikan nasional yang lebih manusiawi. Draf cetak biru ini sekarang masih dibahas dan segera disampaikan ke Bappenas.
”Kasus di Gadel ini adalah momentum tepat untuk mereposisi sistem evaluasi pendidikan nasional kita,” pungkas Daniel M. Rosyid.(edy)
Sistem Pendidikan Nasional Tidak Sehat, Tawarkan Cetak Biru ke Bappenas
Sistem Pendidikan Nasional Tidak Sehat, Tawarkan Cetak Biru ke Bappenas
0 Comments